Friday, December 16, 2016

Level Terendah Kepemimpinan

 
Level terendah dari Kepemimpinan adalah ketika Bawahan mengikuti Atasannya karena Rasa Takut atas Posisi Atasannya, Galak, Suka Ngebully, Suka Mengancam akan PHK, dsb. Mereka lupa, bahwa kinerja yang diraih saat ini dengan cepat hanya semu, selain itu Bawahan punya Hati, Perasaan dan Harga Diri. Potensi Optimum hanya akan terwujud bila Bawahan terbebas dari Rasa Takut dan Inisiatif Bertindak datang dari Kesadaran Diri Sendiri. Salam Hangat. COACH@Work.
 
 
Linkedin posted on December 15, 2016.

Karir Seperti Cuaca

 
Perjalanan Karir kita itu ibarat Cuaca, adakalanya Musim Hujan, adakalanya Musim Kemarau, diantara kedua musim itu ada Musim Pancaroba. Siklus Cuaca akan terjadi bergantian terus menerus. Yang perlu dipahami bahwa setiap Musim itu bersifat sementara dan harus disikapi dengan Semangat, Ikhlas dan Iman. Salam Hangat. COACH@Work.
 
Linkedin posted on December 2016.

Thursday, December 15, 2016

Followership

 
Pelajaran terpenting seorang Pemimpin (Leader) adalah untuk menjadi Pengikut (Follower) yang baik, karena dengan menjadi Pengikut kita belajar menjadi seorang Pemimpin. Pengikut yang baik hanya menyerap perilaku yang positif dari Pemimpinnya dengan bijaksana sehingga tidak terjadi seperti kata pepatah "Guru kencing berdiri, Murid kencing berlari". Salam Hangat. COACH@Work.
 
Linkedin posted on November 24, 2016.

Faktor Keturunan

 
 
Bakat dalam arti luas adalah faktor keturunan (nature) yang kita dapatkan dari orang tua kita, contoh taraf kecerdasan, profil kepribadian, kepekaan verbal dan angka, kecenderungan logik dan rasa, kepekaan sosial, dsb. Kita harus mengenali bakat kita dengan bijaksana dan mengembangkannya sesuai pilihan profesi yang tepat. Yang menarik adalah kita memungkinkan untuk memiliki lebih dari satu profesi. Contoh Tompi, beliau selain sebagai dokter ahli bedah kecantikan juga seorang penyanyi jazz. Salam Hangat. COACH@Work.
 
 
Linkedin posted on November 22, 2016

Wednesday, December 14, 2016

Blamming

“To blame someone” Artinya adalah menyalahkan orang lain. Secara panjang, artinya adalah menyatakan bahwa seseorang bertanggung jawab atas suatu kesalahan. Seorang kawan mengirimkan "text" WA dirinya dan atasannya (MD) yang pada intinya ia dipersalahkan karena dianggap tidak menjalankan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya, dimana sebetulnya kesepakatan tersebut cacat hukum dan melanggar aturan. Atasannya berusaha menutupi kesalahannya dengan mengkambing hitamkan dirinya. Ia sedang mempertimbangkan untuk melaporkan masalah ini kepada atasan atasan, tapi ia takut hak-haknya akan dipersulit/ tidak diberikan dan nama baiknya akan dirusak oleh atasannya ini. Semoga ia segera mendapatkan solusi atas masalah yang dihadapinya. Salam Hangat. COACH@Work.

Linkedin posted on November 14, 2016

Pola Karir

Teman Sejawat, saya ingin berbagi ttg Pola Karir (Career Pattern) seorang karyawan selama usia produktif (18 - 55/ 21 - 60) yang mungkin dialami. Dikenal ada 2 Pola, Pola Vertikal, ini yang dituju semua orang untuk bisa mendapatkan terus posisi yang lebih tinggi (Officer - Manager - GM), Pola Horizontal, dimana yang dilakukan adalah dengan pengayaan jabatan (Job Enrichment)  dilevel yang sama (Thn 1 sebagai Recruitment Officer, Thn 2 sebagai Recruitment & Training Officer). Mana yang akan dialami tergantung dari kesempatan, usaha dan doa, karena kedua pola ini sama baiknya selama memberikan manfaat bagi karyawan dan perusahaan. Selamat Berkerja. Salam Hangat. COACH@Work.

Linkedin posted on November 10, 2016.

Monday, December 12, 2016

UMP

Ketika Saya masih aktif sebagai GM HR sebuah perusahaan fashion retail dari Thailand tahun lalu, bulan Nopember & Desember adalah bulan yang sangat sibuk sekali. Finalisasi HR budget, Performance Appraisal, dsb. Diantara semuanya yang paling penuh drama adalah pembahasan UMP, alhamdulillah waktu itu MD kami Mr. Joshua Pycroft berkebangsaan Inggris termasuk sangat kooperatif, bersedia mengikuti aturan dan keputusan pemerintah, termasuk ketika akhirnya kita harus membayar UMSP. Keberhasilan ini bisa terjadi selain karena komunikasi dan hubungan baik, juga dikarenakan Beliau dinegaranya memiliki kepatuhan yang sangat tinggi terhadap aturan. Bagi teman-teman HR yang masih aktif diperusahaan, Selamat Berjuang, Salam Hangat. COACH@Work.

Linkedin posted on November 8, 2016

Job Personality Profile

Seorang kawan, Head of HR disebuah perusahaan, bercerita dalam 6 bulan ini telah mengalami beberapa kali kejadian kandidat yang sudah diterima berkerja kemudian tidak muncul pada hari pertama masuk kerja, tidak muncul lagi pada hari kedua, menghilang tanpa kesan setelah satu minggu, ada juga yang setelah menerima gaji pertama kemudian tidak masuk lagi. Jawaban dari pertanyaan ini bisa seribu satu mulai dari proses rekruitmen dan seleksi sampai dengan program orientasi karyawan baru. First thing first, proses rekruitmen dan seleksi adalah awal dari semuanya, seringkali perusahaan tidak memiliki JOB PERSONALITY PROFILE yang dibutuhkan sesuai karakter dari pekerjaan/ posisi, lingkungan kerja, atasan langsung dan budaya perusahaan. Berdasarkan JOB PERSONALITY PROFILE ini kemudian dipakai sebagai dasar seleksi kandidat untuk menemukan CANDIDATE PERSONALITY PROFILE yang cocok. Salam Hangat. COACH@Work.

Linkedin posted on November 3, 2016

Sunday, December 11, 2016

Bakat

 
Bakat adalah modal dasar kita dalam berkarier, kalopun kita dilahirkan tidak dengan taraf kecerdasan yang tinggi janganlah berkecil hati karena ternyata sukses karir kita lebih ditentukan oleh kompetensi, kesempatan, usaha dan doa. Seperti disebutkan oleh seorang atlit binaraga terkenal didunia, bakat mengarahkan dirinya untuk menekuni sebagai atlit binaraga, tetapi kompetensi, kesempatan, usaha dan kerja keras yang menyebabkan dia akhirnya bisa menjadi gubernur negara bagian di US.
 
Linkedin posted Nov 17, 2016.

Friday, December 2, 2016

Pola Karir Horisontal

 
Tahun 2001, setelah 5 tahun menjadi Training & Development Manager, Saya mendatangi Atasan, pamit mengundurkan diri karena mendapatkan pekerjaan baru disebuah Perusahan, menjadi HR Manager. Beliau bercerita tentang Bis Kota yang datang dan pergi di stasiun,  tidak semua penumpang yang menunggu naik keatas bis yang lewat, sebabnya karena Bis sudah tidak muat, bisa juga karena masih ada yang ditunggu, sedang melamun, berpikir bahwa akan datang Bis berikutnya, dsb.
 
Selanjutnya Atasan Saya menjelaskan bahwa Kesempatan Karier tidak Sama dengan Bis Kota, datangnya tidak menentu, ketika dibutuhkan tidak datang-datang, tetapi ketika sedang nyaman dipekerjaan, godaan datang bertubi-tubi. Singkat cerita, Beliau mengijinkan Saya untuk mengundurkan diri. Cerita diatas ingin menggambarkan bagaimana Pola Karir Horisontal terjadi, dimana Saya melakukan pengembangan diri dengan pindah keperusahaan lain dengan Bisnis yang berbeda. Perspektif Pola Karir disini adalah dari sudut Karyawan. Kita dapat membangun Karier sesuai Bakat, Kemampuan, Kesempatan, Usaha & Doa. Salam Hangat. COACH@Work.
 
Linkedin Posted on November 15, 2016
 

Monday, February 22, 2016

Siapa Takut PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)

 Ekonomi yang melemah.

Memasuki bulan kedua tahun 2016, negara tercinta, Indonesia, belum menunjukkan suatu perbaikan dalam bidang ekonomi, indikatornya adalah beberapa pabrik produk elektronik yang telah beroperasi puluhan tahun mengumumkan rencana PHK karyawanya dalam jumlah besar.

Akankah kondisi ini akan menjadi sebuah malapetaka bagi sekian banyak karyawan, sekian banyak kepala keluarga, sekian banyak anak akan terancam kehidupannya.

Artikel ini adalah didasarkan atas pengalaman penulis sendiri maupun ketika membantu beberapa teman dan keluarga keluar dari lubang jarum Pemutusan Hubungan Kerja.


Macam PHK

Ketika baru lulus sekolah dan mulai berkerja, pasti tidak terbayangkan bahwa suatu ketika kita harus berpindah kerja, apakah karena inisitaif sendiri, inisiatif perusahaan, faktor usia ataupun kondisi eksternal perusahaan lainnya.

Secara singkat PHK dapat digolongkan kedalam dua jenis, yang pertama PHK atas inisiatif sendiri, karyawan mengundurkan diri karena mendapatkan pekerjaan lain, tidak cocok dengan atasan, dsb, ini biasanya merupakan suatu hal yang menyenangkan, yang kedua PHK atas inisiatif Perusahaan dikarenakan adanya pelanggaran persyaratan kerja, tidak tercapainya standar kinerja, efisiensi, reorganisasi, sentimen atasan, dsb, secara undang-undang Perusahaan harus membayar uang pesangon sesuai dengan dasar/ alasan PHK.

Bekerja Kembali

Bagi Karyawan yang mengundurkan diri dan mendapatkan pekerjaan baru, ini seperti kita menulis sebuah novel dan membuka Bab baru, namun apabila tidak hati-hati maka akan terjadi pengulangan pola/ sejarah kerja yang lama terulang kembali.

Pada masa percobaan dipekerjaan yang baru kita harus membuktikan bahwa kita cakap dan mampu melakukan pekerjaan seperti yang diharapkan oleh atasan dan perusahaan. Kita harus juga dapat beradaptasi dengan atasan yang baru, rekan kerja, lingkungan kerja, peraturan dan sistem kerja. Apa kunci keberhasilannya, menurut penulis kita harus membuka diri, siap dan bersedia belajar hal yang baru, mau mencoba hal yang baru dengan meninggalkan kebiasan ditempat yang lama.

Pengendalian Diri

Harapan sebagian besar karyawan yang terkena PHK adalah untuk dapat kesempatan bekerja lagi, terutama bagi yang merasa memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh Perusahaan. Semua ini sebetulnya sangat tergantung dari bagaimana pengendalian diri menghadapi musibah/ tantangan hidup di PHK.

Marah, kesal, menyalahkan orang lain, memusuhi semua orang, benci, deprei, agresif dsb. Ini perasaan yang muncul pada orang yang mengalami PHK. Sangat wajar dan manusiawi. Beberapa hal dibawah ini, mungkin dapat menghilangkan luka batin yang dialami :
-    Berusaha menerima PHK ini terjadi sebagai bagian dari takdir, ujian hidup dimana apabila dapat melewatinya dengan baik maka kita akan menjadi orang yang lebih baik.
-    Jangan menyalahkan siapapun karena akan memperkeruh hubungan dengan orang lain, karena dalam situasi seperti ini anda membutuhkan orang lain untuk dapat berbagi rasa maupun informai peluang kerja, tetap jaga network anda dengan baik.
-    Pergiat ibadah, karena dengan berpasrah diri dan memohon petunjuk Nya, hati kita menjadi tenang, dingin dan tampil optimis. Perusahaan hanya mau menerima karyawan yang stabil emosinya, memounyai hubungan sosial yang baik dan optimis.
-    Setelah beribadah, coba flashback apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan anda, minat anda, kompetensi, keakhlian, tidak terbatas pada apa yang pernah dikerjakan dipekerjaan sebelumnya.
-    Berbicara dengan pasangan hidup, teman, sahabat tentang permasalahan, perasaan dan rencana anda kedepan, sehingga dapat mengurangi beban dan mendapatkan masukkan tentang rencana hidup kedepan termasuk mungkin peluang-peluang dimasa mendatang.
-    Hindari bergunjing dengan teman dari perusahaan yang lama karena ini akan memanaskan hati anda, membuat kesal, merusak fokus dan menghancurkan optimisme yang sedang anda bangun.

Perlakuan Tidak Adil

Sedikit sekali perusahaan memberikan bekal yang cukup sesuai peraturan yang berlaku. Walaupun demikian, seberapa banyakpun uang yang diberikan pada akhirnya tetap tidak pernah mencukupi selama tidak dipergunakan dengan baik.

Apa yang harus dilakukan bila mendapatka perlakuan yang tidak adil ? Seorang/ sekelompok karyawanpun adalah bukan tandingan bila harus berperkara dengan perusahaan selama tidak ada niat baik dari perusahaan. Banyak karyawan akhirnya tidak mendapatkan haknya secara utuh atau tidak mendapatkan sama sekali karena habis untuk berperkara. Ingat ongkos emosional yang anda harus tanggung sendiri. Ingat teman bahwa ada satu ungkapan : TIDAK ADA MAKAN SIANG YANG GRATIS.

Bagi rekan-rekan yang memiliki masalah seputar phk, silahkan berkirim email, minimal kita memperluas network dan menjadi teman bicara.



Sunday, February 14, 2016

Isu Strategis SDM Sepanjang Masa


Sebuah Majalah Bisnis edisi akhir Desember 2015 memaparkan berbagai Isu Strategis SDM (Sumber Daya Manusia) yang akan dihadapi pada tahun 2016 berdasarkan hasil diskusi beberapa profesional SDM yang terdiri dari para Direktur SDM perusahaan papan atas nasional maupun multinasional di Indonesia.


Isu strategis tersebut adalah sbb :
 -    Talent Management, Talent Shortage, Talent Retention, War of Talent
Kelangkaan kandidat potensial mulai dari tingkat "fresh graduate" sampai dengan kebutuhan mengisi kekosongan posisi eksekutif.
-    People Development
Agak sulit mendapatkan calon karyawan yang memenuhi kualifikasi dari jabatannya.
-    Employee Engagement
Karyawan potensial rentan akan pembajakan oleh perusahaan lain dan kebanyakan karyawan bekerja tidak sepenuh hati.
-    Leader Succesion
Tidak tersedianya kandidat internal perusahaan manakala ada pimpinan perusahaan berhenti.
-    Corporate Culture
Budaya perusahaan yang mendorong performa kerja yang menjamin tercapainya target dan pertumbuhan perusahaan.
-    Industrial Relation
Masalah perburuhan yang dipicu oleh kondisi internal maupun eksternal.
-    Gen Y
 Mulai berperannya Gen Y yang notabene memiliki karakteristik berbeda menuntut adanya perubahan pengelolaan SDM Gen Y ini.
-    Diversity
Dengan berlakunya MEA setiap perusahaan dimungkinkan menjadu multi kebangsaan dengan latar belakang berbeda satu sama lain.
-    Organization Development
Organisasi perusahaan yang beranak pinak dengan banyak level sudah tidak sesuai lagi, harus ramping dan sederhana.
-    IT for HR
Pemanfaatan kemajuan Teknologi Informatika untuk meningkatkan efektifitas kerja secara umum dan menimbulkam nilai tambah kepada perusahaan dalam bersaing.

Apa yang diutarakan tersebut diatas telah diungkapkan oleh  McKinsey & Co sejak tahun 1990-an, The War of Talent (1997), kemudian dibukukan dengan judul yang sama (2001)". Sehingga sebetulnya isu strategis tersebut sudah menjadi pekerjaan rumah profesional sdm sepanjang masa menurut pendapat penulis.

Penulis akan membahas satu persatu isu strategis sdm ini dalam edisi yang terpisah sehingga akan menjadi sebuah ide solusi dalam pengelolaan sdm dalam rangka berkontribusi pada era Masyarakat Ekonomi Asia bagi negara kita yang tercinta ini.
  


Referensi : Sajian Utama, Majalah SWA, 10 - 20 Desember 2015.