Monday, February 22, 2016

Siapa Takut PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)

 Ekonomi yang melemah.

Memasuki bulan kedua tahun 2016, negara tercinta, Indonesia, belum menunjukkan suatu perbaikan dalam bidang ekonomi, indikatornya adalah beberapa pabrik produk elektronik yang telah beroperasi puluhan tahun mengumumkan rencana PHK karyawanya dalam jumlah besar.

Akankah kondisi ini akan menjadi sebuah malapetaka bagi sekian banyak karyawan, sekian banyak kepala keluarga, sekian banyak anak akan terancam kehidupannya.

Artikel ini adalah didasarkan atas pengalaman penulis sendiri maupun ketika membantu beberapa teman dan keluarga keluar dari lubang jarum Pemutusan Hubungan Kerja.


Macam PHK

Ketika baru lulus sekolah dan mulai berkerja, pasti tidak terbayangkan bahwa suatu ketika kita harus berpindah kerja, apakah karena inisitaif sendiri, inisiatif perusahaan, faktor usia ataupun kondisi eksternal perusahaan lainnya.

Secara singkat PHK dapat digolongkan kedalam dua jenis, yang pertama PHK atas inisiatif sendiri, karyawan mengundurkan diri karena mendapatkan pekerjaan lain, tidak cocok dengan atasan, dsb, ini biasanya merupakan suatu hal yang menyenangkan, yang kedua PHK atas inisiatif Perusahaan dikarenakan adanya pelanggaran persyaratan kerja, tidak tercapainya standar kinerja, efisiensi, reorganisasi, sentimen atasan, dsb, secara undang-undang Perusahaan harus membayar uang pesangon sesuai dengan dasar/ alasan PHK.

Bekerja Kembali

Bagi Karyawan yang mengundurkan diri dan mendapatkan pekerjaan baru, ini seperti kita menulis sebuah novel dan membuka Bab baru, namun apabila tidak hati-hati maka akan terjadi pengulangan pola/ sejarah kerja yang lama terulang kembali.

Pada masa percobaan dipekerjaan yang baru kita harus membuktikan bahwa kita cakap dan mampu melakukan pekerjaan seperti yang diharapkan oleh atasan dan perusahaan. Kita harus juga dapat beradaptasi dengan atasan yang baru, rekan kerja, lingkungan kerja, peraturan dan sistem kerja. Apa kunci keberhasilannya, menurut penulis kita harus membuka diri, siap dan bersedia belajar hal yang baru, mau mencoba hal yang baru dengan meninggalkan kebiasan ditempat yang lama.

Pengendalian Diri

Harapan sebagian besar karyawan yang terkena PHK adalah untuk dapat kesempatan bekerja lagi, terutama bagi yang merasa memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh Perusahaan. Semua ini sebetulnya sangat tergantung dari bagaimana pengendalian diri menghadapi musibah/ tantangan hidup di PHK.

Marah, kesal, menyalahkan orang lain, memusuhi semua orang, benci, deprei, agresif dsb. Ini perasaan yang muncul pada orang yang mengalami PHK. Sangat wajar dan manusiawi. Beberapa hal dibawah ini, mungkin dapat menghilangkan luka batin yang dialami :
-    Berusaha menerima PHK ini terjadi sebagai bagian dari takdir, ujian hidup dimana apabila dapat melewatinya dengan baik maka kita akan menjadi orang yang lebih baik.
-    Jangan menyalahkan siapapun karena akan memperkeruh hubungan dengan orang lain, karena dalam situasi seperti ini anda membutuhkan orang lain untuk dapat berbagi rasa maupun informai peluang kerja, tetap jaga network anda dengan baik.
-    Pergiat ibadah, karena dengan berpasrah diri dan memohon petunjuk Nya, hati kita menjadi tenang, dingin dan tampil optimis. Perusahaan hanya mau menerima karyawan yang stabil emosinya, memounyai hubungan sosial yang baik dan optimis.
-    Setelah beribadah, coba flashback apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan anda, minat anda, kompetensi, keakhlian, tidak terbatas pada apa yang pernah dikerjakan dipekerjaan sebelumnya.
-    Berbicara dengan pasangan hidup, teman, sahabat tentang permasalahan, perasaan dan rencana anda kedepan, sehingga dapat mengurangi beban dan mendapatkan masukkan tentang rencana hidup kedepan termasuk mungkin peluang-peluang dimasa mendatang.
-    Hindari bergunjing dengan teman dari perusahaan yang lama karena ini akan memanaskan hati anda, membuat kesal, merusak fokus dan menghancurkan optimisme yang sedang anda bangun.

Perlakuan Tidak Adil

Sedikit sekali perusahaan memberikan bekal yang cukup sesuai peraturan yang berlaku. Walaupun demikian, seberapa banyakpun uang yang diberikan pada akhirnya tetap tidak pernah mencukupi selama tidak dipergunakan dengan baik.

Apa yang harus dilakukan bila mendapatka perlakuan yang tidak adil ? Seorang/ sekelompok karyawanpun adalah bukan tandingan bila harus berperkara dengan perusahaan selama tidak ada niat baik dari perusahaan. Banyak karyawan akhirnya tidak mendapatkan haknya secara utuh atau tidak mendapatkan sama sekali karena habis untuk berperkara. Ingat ongkos emosional yang anda harus tanggung sendiri. Ingat teman bahwa ada satu ungkapan : TIDAK ADA MAKAN SIANG YANG GRATIS.

Bagi rekan-rekan yang memiliki masalah seputar phk, silahkan berkirim email, minimal kita memperluas network dan menjadi teman bicara.