Ekonomi yang melemah.
Memasuki bulan kedua tahun 2016, negara tercinta, Indonesia,
belum menunjukkan suatu perbaikan dalam bidang ekonomi, indikatornya adalah
beberapa pabrik produk elektronik yang telah beroperasi puluhan tahun
mengumumkan rencana PHK karyawanya dalam jumlah besar.
Akankah kondisi ini akan menjadi sebuah malapetaka bagi sekian
banyak karyawan, sekian banyak kepala keluarga, sekian banyak anak akan
terancam kehidupannya.
Artikel ini adalah didasarkan atas pengalaman penulis sendiri
maupun ketika membantu beberapa teman dan keluarga keluar dari lubang jarum
Pemutusan Hubungan Kerja.
Macam PHK
Ketika baru lulus sekolah dan mulai berkerja, pasti tidak
terbayangkan bahwa suatu ketika kita harus berpindah kerja, apakah karena
inisitaif sendiri, inisiatif perusahaan, faktor usia ataupun kondisi eksternal
perusahaan lainnya.
Secara singkat PHK dapat digolongkan kedalam dua jenis, yang
pertama PHK atas inisiatif sendiri, karyawan mengundurkan diri karena
mendapatkan pekerjaan lain, tidak cocok dengan atasan, dsb, ini biasanya
merupakan suatu hal yang menyenangkan, yang kedua PHK atas inisiatif Perusahaan
dikarenakan adanya pelanggaran persyaratan kerja, tidak tercapainya standar
kinerja, efisiensi, reorganisasi, sentimen atasan, dsb, secara undang-undang
Perusahaan harus membayar uang pesangon sesuai dengan dasar/ alasan PHK.
Bekerja Kembali
Bagi Karyawan yang mengundurkan diri dan mendapatkan pekerjaan
baru, ini seperti kita menulis sebuah novel dan membuka Bab baru, namun apabila
tidak hati-hati maka akan terjadi pengulangan pola/ sejarah kerja yang lama
terulang kembali.
Pada masa percobaan dipekerjaan yang baru kita harus membuktikan
bahwa kita cakap dan mampu melakukan pekerjaan seperti yang diharapkan oleh
atasan dan perusahaan. Kita harus juga dapat beradaptasi dengan atasan yang
baru, rekan kerja, lingkungan kerja, peraturan dan sistem kerja. Apa kunci
keberhasilannya, menurut penulis kita harus membuka diri, siap dan bersedia
belajar hal yang baru, mau mencoba hal yang baru dengan meninggalkan kebiasan
ditempat yang lama.
Pengendalian Diri
Harapan sebagian besar karyawan yang terkena PHK adalah untuk
dapat kesempatan bekerja lagi, terutama bagi yang merasa memiliki kemampuan
yang dibutuhkan oleh Perusahaan. Semua ini sebetulnya sangat tergantung dari
bagaimana pengendalian diri menghadapi musibah/ tantangan hidup di PHK.
Marah, kesal, menyalahkan orang lain, memusuhi semua orang,
benci, deprei, agresif dsb. Ini perasaan yang muncul pada orang yang mengalami
PHK. Sangat wajar dan manusiawi. Beberapa hal dibawah ini, mungkin dapat
menghilangkan luka batin yang dialami :
-
Berusaha menerima PHK ini terjadi sebagai bagian
dari takdir, ujian hidup dimana apabila dapat melewatinya dengan baik maka kita
akan menjadi orang yang lebih baik.
-
Jangan menyalahkan siapapun karena akan
memperkeruh hubungan dengan orang lain, karena dalam situasi seperti ini anda
membutuhkan orang lain untuk dapat berbagi rasa maupun informai peluang kerja,
tetap jaga network anda dengan baik.
-
Pergiat ibadah, karena dengan berpasrah diri dan
memohon petunjuk Nya, hati kita menjadi tenang, dingin dan tampil optimis.
Perusahaan hanya mau menerima karyawan yang stabil emosinya, memounyai hubungan
sosial yang baik dan optimis.
-
Setelah beribadah, coba flashback apa yang
menjadi kekurangan dan kelebihan anda, minat anda, kompetensi, keakhlian, tidak
terbatas pada apa yang pernah dikerjakan dipekerjaan sebelumnya.
-
Berbicara dengan pasangan hidup, teman, sahabat
tentang permasalahan, perasaan dan rencana anda kedepan, sehingga dapat
mengurangi beban dan mendapatkan masukkan tentang rencana hidup kedepan
termasuk mungkin peluang-peluang dimasa mendatang.
-
Hindari bergunjing dengan teman dari perusahaan
yang lama karena ini akan memanaskan hati anda, membuat kesal, merusak fokus
dan menghancurkan optimisme yang sedang anda bangun.
Perlakuan Tidak Adil
Sedikit sekali perusahaan memberikan bekal yang cukup sesuai
peraturan yang berlaku. Walaupun demikian, seberapa banyakpun uang yang
diberikan pada akhirnya tetap tidak pernah mencukupi selama tidak dipergunakan
dengan baik.
Apa yang harus dilakukan bila mendapatka perlakuan yang tidak
adil ? Seorang/ sekelompok karyawanpun adalah bukan tandingan bila harus
berperkara dengan perusahaan selama tidak ada niat baik dari perusahaan. Banyak
karyawan akhirnya tidak mendapatkan haknya secara utuh atau tidak mendapatkan
sama sekali karena habis untuk berperkara. Ingat ongkos emosional yang anda
harus tanggung sendiri. Ingat teman bahwa ada satu ungkapan : TIDAK ADA MAKAN
SIANG YANG GRATIS.
Bagi rekan-rekan yang memiliki masalah seputar phk, silahkan
berkirim email, minimal kita memperluas network dan menjadi teman bicara.