Sering kali kalau
kita mengikuti suatu seminar atau pelatihan maka pembicara atau fasilitatornya
adalah orang-orang yang dianggap sukses dan menguasai topik yang dibicarakan.
Pembicara/ fasilitator akan berbicara bagaiamana kiat sukses yang telah dilakukannya
sampai membawanya pada posisi sekarang dan semua orang terperangah dan kagum.
Berapa banyak pembicara/ fasilitator
yang juga menjelaskan bahwa mereka sebelumnya juga mengalamai berbagai
kegagalan sampai akhirnya mencapai suatu kesimpulan yang dimilikinya saat ini.
Mungkin masalah kegagalan ini menjadi tidak penting karena peserta lebih ingin
untuk belajar kiat-kiat sukses untuk bisa juga sukses dengan menerapannya
ditempat kerja masing-masing.
Gagal sukses adalah
sebuah siklus hidup dan tidak ada orang yang dapat menghindarinya. Mana yang
lebih bermanfaat ? Anak saya setelah lima kali mengikuti proses seleksi baru
diterima berkerja. Ada temannya cukup sekali langsung diterima. Dalam hal ini
kita fokus pada aspek gagal sukses dalam melamar kerja. Yang saya bayangkan
setelah ditolak empat kali, anak saya akan merasakan bagaimana sulitnya mencari
pekerjaan, harus bersaing dengan ribuan pelamar lainnya. Sedangkan temannya
akan merasa bahwa mencari pekerjaan adalah sangat mudah, buktinya dia langsung
diterima cukup dengan hanya satu kali melamar.
Kegagalan
menyebabkan kita lebih rinci dalam memahami proses, dengan pengalaman mengikuti
proses seleksi sampai dengan empat kali, anak saya memiliki beragam pengalaman
metode seleksi yang dilakukan oleh beragai perusahaan, mulai dari yang hanya
melakukan wawancara, ada yang psikotes baru wawancara, dsb. Ini pengalaman yang
sangat berharga bagi dirinya dimasa yang akan datang.
Kegagalan juga
menyebabkan kita belajar bagaimana mengendalikan emosi dan menjadi tidak
sombong. Anak saya lulus sekolah dengan nilai terbaik, ketika pertama kali
melamar kerja berbekal kepercayaan diri yang tinggi sudah yakin akan diterima,
namun ternyata gagal. Pengalaman ini cukup mengecewakan dirinya, namun dia
menjadi penasaran, mencoba lagi yang kedua kali diperusahaan lain, gagal lagi,
kecewa lagi, terus dialaminya sampai yang keempat kali gagal. Dititik ini dia
berpikir untuk melanjutkan sekolah dulu baru cari kerja lagi, tapi kemudian
mendpatkan info dari temannya untuk mencoba yang kelima, dan diterima. Tak
terasa saat ini sudah memasuki tahun ketiga diperusahaan ini.
Bagi teman-teman
yang saat ini sedang tidak berkerja atau masih berkerja, pergunakan waktu yang ada dalam masa PSBB ini
untuk back to zero, coba berpikir out of the box, coba kembangkan diri sesuai
dengan potensi masing-masing dan siap-siap setelah masa covid 19 ini untuk
lepas landas, bisa jadi harus ganti profesi.
Salam Hangat.
COACH@work.