Friday, October 23, 2020

Berkarier - berkerja dengan tujuan pengembangan diri

Seorang teman sebut saja A, bercerita sepanjang kariernya selama 10 tahun telah berpindah lima perusahaan demi mengejar target penghasilan yang diinginkannya. Posisinya terakhir adalah Supervisor QC, ini posisi yang didapatkan ketika bekerja diperusahaan yang ketiga, dia diromosi dari Sr. Staff QC menjaddi Supervisor QC. 


Sekarangpun sedang tawar menawar dengan perusahaan keenam yang membutuhkan Supervisor QC tapi menawarkan gaji yang lebih besar. Teman ini adalah contoh seorang karyawan yang murni berkerja didorong untuk mendapatkan penghasilan setinggi mungkin. Teman lain, si B, posisinya terakhir Supervisor Produksi, sudah berkerja selama 10 tahun diperusahaan, mulai berkerja sebagai karyawan kontrak helper sambil melanjutkan pendidikan S1, ketika lulus melamar sebagai karyawan tetap, diterima sebagai Staff Produksi, tak terasa sudah tiga tahun ini menjadi Supervisor Produksi. Saat ini dia sedang ikut tes potensi untuk promosi sebagai Asisten Manajer Produksi. 


Salam Hangat. COACH@work.


Bekerja dengan visi dan passion

Seorang tukang batu ditanya sedang mengerjakan apa, jawabnya saya sedang memasang batu bata untuk membuat rumah. Umumnya semua tukang batu akan menjawab demikian, namun ada tukang batu yang menjawab agak nyeleneh, ketika ditanya dia menjawab saya sedang membangun sebuah kota yang indah. Syahdan tukang batu ini menjadi salah seorang gubernur di Amerika Serikat. 



Cerita ini saya dapatkan ketika mengikuti seminar motivasi, pembicara ingin menyampaikan bahwa bila kita berkerja jangan hanya memperhatikan dan berpedoman apa yang sedang dilakukan tetapi cobalah memiliki pandangan jauh kedepan, berkerja tidak hanya sekedar mencari nafkah semata tetapi berkerja juga menimbulkan manfaat lebih bagi masyarakat umum, berkerjalah dengan visi dan passion. 

Salam Hangat. BIMBINGAN@kerja/ COACH@work.


Usia pensiun - 55

Kalau saat ini saya masih aktif diperusahaan, beberapa bulan lagi memasuki usia 55 tahun dan sesuai dengan aturan yang berlaku pada umumnya perusahaan di Indonesia maka saya akan memasuki usia pensiun. Tapi tiga tahun lalu saya mengakhiri karier formal diperusahaan, jadi saya tidak akan merasakan dinobatkan sebagai pensiunan oleh perusahaan, melewati pesta pensiun yang membanggakan dan mengharukan. 



Ada kawan saya yang diantarkan dengan becak sampai pintu gerbang pabrik. Namun waktu saya tanya kesannya, dia menjawab perasaan itu hilang dalam sekejap, pengabdian selama lebih dari 20 tahun seakan mimpi, ketika keesokan harinya terbangun dari tidur, sempat linglung karena tidak tahu harus kemana, karena sudah terbiasa kekantor setiap pagi. Akhirnya setelah agak siang, istrinya mengajak makan siang di mall. Saya pernah membaca buku tentang persiapan masa pensiun, diuraikan pentingnya persiapan transisi psikologis dan dukungan keluarga agar tidak mengalami depresi kehilangan makna hidup. Semoga untuk teman-teman yang akan memasuki masa pensiun dapat melewatinya dengan baik. 

Salam Hangat. BIMBINGAN@kerja/ COACH@work.


Pertemuan Terakhir

Kita semua harus siap mengalami pertemuan terakhir dengan orang-orang yang kita cintai, tanpa kata perpisahan. Kita baru menyadari ketika mereka sudah tiada. Ternyata pertemuan waktu itu adalah pertemuan terakhir. 


Saya masih ingat pertemuan terakhir dengan Bapak saya yang telah tiada, seperti biasa pagi itu saya pamit dan memberi salam karena akan berangkat berkerja, beliau hanya menatap tanpa berkata-kata, ternyata pertemuan pagi itu adalah pertemuan terakhir, malam harinya saya menemukan ayah saya sudah tidak sadarkan diri terkena serangan jantung, lima hari kemudian meninggal dunia di rumah sakit. Berbuat baiklah selalu dengan orang-orang yang kita cintai, bisa jadi pertemuan saat itu adalah pertemuan terakhir. Semoga Allah SWT selalu memberikan hidayahnya kepada kita semua untuk menjadi orang yang lebih baik setiap waktu. 

Salam Hangat. COACH@work.


3 Penyebab Tersesat Karier.

 3 Penyebab Tersesat Karier ;  1. Tidak Punya Tujuan Hidup, ini sama seperti kita berada distasiun kereta tapi tidak tahu hendak kemana, lalu beli karcis dan naik kereta, ketika terbangun dari tidur, kereta tetap distasiun kereta yang sama, karena salah naik kereta. Berapapun usia kita, apapun profesia kita, selalu diusahakan punya tujuan, karena ini akan menimbulkan makna hidup ketika kita mencapainya. Hidup itu juga karier. 



2. Kurang Sabar. Banyak orang ketika terjebak macet mengambil jalan pintas, satu pengalaman ternyata jalan pintas tersebut ditutup karena ada hajatan, sehingga semua mobil harus kembali memutar. Berapa banyak profesional kariernya mandek karena ingin cepat dipromosi sehingga salah pindah perusahaan hanya mengejar posisi lebih tinggi. 3. Kurang Kompetensi Dasar, untuk bisa memiliki karier yang optimum dibutuhkan kompetensi dasar yang memadai tidak hanya masalah teknis saja, tetapi juga People Skill, Leadership dan Followership. 

Salam Hangat. COACH@work.


Thursday, October 22, 2020

Era Disrupsi

Sekarang ini adalah era disrupsi. Era di mana pemain lama digantikan oleh pemain baru karena inovasi yang dibawanya. Contoh: ojek pangkalan yang tergeser ojek online. Ya, gaya transportasi mengalami perubahan hebat beberapa tahun belakangan ini. Sekarang bepergian semudah menyentuhkan jari ke layar smartphone. 


Pemain baru ini sangat berbeda dari pemain lama. Koran dan majalah mati bukan karena sesama rivalnya, namun karena Social Media. Lihat saja diri kita dan anak muda saat ini, kita tak lagi pernah menyentuh koran atau majalah kertas lagi. Kita lebih asyik main Whatsapp, Instagram, Youtube, dsb. Pelan tapi pasti industri koran dan majalah akhirnya akan mati. Saluran televisi seperti MNC, Trans, dan  SCTV kelak akan kolaps bukan karena pesaing dari sesama industri, namun pesaingnya dari planet lain yaitu Youtube.

Berkualitas, tetapi harganya lebih dan semakin murah. Itulah disruption. Singkat saja, disruption adalah sebuah inovasi. Disruption berpotensi menggantikan pemain-pemain lama dengan yang baru, menggantikan seluruh sistem yang berjalan dengan cara lama dengan cara-cara baru melalui inovasi yang dibawa. Disruption menggantikan teknologi lama yang serba fisik dengan teknologi digital yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru dan lebih efisien, juga lebih bermanfaat.

Pemain lama, kita sebut saja mereka yang telah memiliki brand. Mereka besar karena proses panjang yang dilaluinya. Kita ambil contoh, "Aqua".   Brand ini sudah sangat melekat di hati konsumen ketika membeli air mineral. "Beli apa?".  "Aqua", padahal maksudnya adalah air mineral botol, mereknya terserah apa yang ada. Contoh lain : Honda, Nyonya Meneer, Garuda, dan sebagainya. Kuatnya brand dan monopoli dalam jangka waktu yang cukup panjang membuat perusahaan-perusahaan tersebut terlena dan berpuas diri. Pegawai mereka pun bekerja hanya semata-mata memenuhi kewajiban, bukan passions.

Perusahaan pun lupa merawat kualitas produk dan layanan, kreativitas kurang. Zona nyaman ini mereka nikmati bertahun-tahun yang pada akhirnya akan merembet ke masalah operasional, lalu ke sisi finansial. Disruption ini pada akhirnya menciptakan suatu dunia baru yaitu digital marketplace. Bagi incumbent, pasar adalah bangunan berupa toko, gedung, atau tempat pertemuan fisik dari ribuan orang. Bagi regulator setiap usaha itu harus ada izinnya dan fokus. Kaum muda kini hidup di dunia yang berbeda, dunia virtual yang tak kelihatan dan tidak butuh regulasi yang berbelit.

Era disrupsi ini tidak dapat disepelekan karena setiap perusahaan bisa terkena dampaknya. Oleh karena itu, sebagai pemimpin perusahaan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menghadapi era disrupsi. Rhenald Kasali dalam bukunya mengatakan, "Lebih baik kita berdamai dan menciptakan cara-cara baru untuk menyambut era baru yang lebih inklusif pada hari esok, pada abad 21 yang baru kita mulai".

Langkah yang pertama sekali diambil yaitu jangan pernah berhenti berinovasi. Pasar memiliki selera yang terus berubah dan perusahaan tidak akan dapat memberhentikan perubahan selera konsumen tersebut. Bukan begitu? Maka, perusahaan lah yang harus dapat berinovasi menyesuaikan selera konsumen. Jika tidak, perusahaan tersebut akan ditinggalkan oleh konsumennya secara perlahan. Hal ini dapat kita lihat pada brand Nokia, Kodak, dan Blackberry.

Selanjutnya yaitu memanfaatkan teknologi . Perusahaan harus memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas jasanya. Ditambah lagi, pangsa pasar saat ini didominasi oleh Generasi Milenial dan Generasi Z sehingga teknologi menjadi faktor penting bagi mereka dalam menentukan jasa maupun produk yang akan digunakan.

Kemudian, ciptakan hubungan yang "Customer Oriented". Pada era disrupsi ini, penting bagi sebuah perusahaan untuk menyediakan berbagai layanan yang berorientasi pada konsumen. Perusahaan dapat memberikan berbagai program loyalty, potongan harga, kemudahan pembayaran, dan menyediakan layanan customer service yang solutif dan cekatan. Layanan ini akan membuat para konsumen lebih memilih perusahaan Anda daripada perusahaan lain

Sumber : Kompasiana

 https://www.kompasiana.com/nsaripurba/5e7b15f9d541df78dd191a72/memahami-era-disruption





Friday, October 9, 2020

Pengalaman pertama menjadi host webinar.

Sesuai pemahaman saya, sebagai host peran saya adalah sebagai moderator merangkap pembawa acara, sehingga webinar berlangsung interaktif.

Setelah persiapan teknis zoom, saya lihat jumlah peserta sekitar 10 orang, saya lihat list peserta ternyata peserta yang ikut adalah peserta dadakan yang ikut merespon undangan saya lewat fb dan linkedin, sementara peserta yang sebelumnya mendaftar tidak ada yang hadir.


Saya mulai menyapa peserta, alhamdulillah 3 peserta menjawab dan mengaktifkan videonya. Berikutnya dimulai pemaparan narasumber, selesai pemaparan dimulai dengan tanya jawab, sesaat hening, karena tidak ada satupun peserta yang bertanya, akhirnya narasumber melanjutkan pemaparannya, akhirnya ada juga yang bertanya lewat chat. Agar lebih hangat diskusinya saya mencoba juga mengajukan pertanyaan. Akhirnya saya tutup webinar sesuai jadwal, dengan jumlah peserta 3 orang yang tetap mengikuti sampai akhirnya.

Sebagai pengalaman pertama, nampaknya menjadi host webinar menuntut keaktifan host dan narasumber agar peserta bisa tertarik dan fokus mengikuti webinar.

Salam Hangat. COACH@work.

Tuesday, September 29, 2020

Film - Kekuatan Mimpi

Ketika duduk dibangku SMA minimal seminggu sekali pasti akan mengunjungi sebuah bangunan yang disebut Bioskop, gedung mimpi, diputar bebagai kisah hidup anak manusia, ada cerita asmara, cerita keluarga, komedi, cerita perjuangan sejarah, kisah nyata maupun fiktif, dsb.

Pengaruh film sangat kuat sekali, berapa banyak orang terinspirasi melakukan perbuatan baik setelah menonton film, tapi banyak juga yang belajar bebuat jahat setelah menonton film, konon seorang koruptor terinspirasi dari kehidupan mewah yang ditampilkan dalam film yang ditontonnya.


Tapi saya yakin pengaruh film lebih banyak positifnya dari pada negatif, karena jumlah orang baik masih jauh lebih banyak dari orang jahat.

Dewasa ini kemudahan nonton film melalui internet melalui youtube, netflix dsb tetap tidak tergantikan dengan kita nonton di bioskop dimana kita bisa tertawa dan terharu bersama terbawa oleh suasana yang dibangun oleh fim yang kita tonton. 

Salam Hangat. COACH@work.

Tuesday, September 22, 2020

PHK Musibah atau Kesempatan

 Seorang teman bercerita, sekitar 10 tahun lalu beliau mengungkapkan ketidakmampuan dan penyelewengan yang dilakukan oleh atasannya, namun dengan kekhlian berpolitik atasannya, akhirnya beliau yang terkena PHK. Proses PHK yang diterimanya juga sangat menyakitkan, karena dianggap sebagai penghianat.

 

Awalnya kejadian ini membuat dirinya cukup terpukul dan hilang kepercayaan diri, namun atas nasehat temannya timbul kembali keyakinan diri, bahwa peristiwa ini adalah kesempatan bagi dirinya untuk lebih mengembangkan karier, selama berkerja diperusahaan prestasi kerjanya dalam bayang-bayang atasannya. 

 

 

Tidak sampai sebulan setelah PHK, beliau mendapatkan pekerjaam diperusahaan lain, dan setelah sepuluh tahun posisinya sekarang adalah GM Operation. Yang diutamakannya dalam berkerja adalah obyektifitas dan prestasi kerja, dia tidak tergoda untuk bermain politik didalam kantor karena menurutnya kita sebagai karyawan dibayar untuk menghasilkan karya dan keuntungan bagi perusahaan. 

 

Salam Hangat. COACH@work.

Thursday, September 17, 2020

Tetap berkarir dalam masa pendemi Covid 19.

Dalam masa pendemi Covid 19 ini, awalnya saya berpikir teman-teman profesional yang masih berkerja dalam perusahaan akan coba bertahan dan tidak berpikir akan pindah kerja.

Berita baik, seorang teman mendapatkan kesempatan pindah ke perusahaan lain dengan posisi satu tingkat lebih tinggi masuk ke level Direktur. Dia tidak menyangka akan mendapatkan tawaran ini apalagi pada masa seperti sekarang. Sudah hampir 4 bulan WFH, tidak sangka mulai bulan depan sudah pundah kekantor baru.

 


Kata guru saya, almarhum Bp. IUI, kesempatan itu datangnya seperti bis kota ketika kita menunggu di terminal, siapa yang siap dan sigap pasti cepat naik bis dan mencapai tujuan, kalo kita kebanyakan mikir sehingga bengong, sampai kapanpun tidak akan naik bis dan mencapai tujuan. Salam Hangat. COACH@work.

Tuesday, September 15, 2020

Beberapa alasan susah mendapatkan pekerjaan.

Yang pertama, kurang cocok gaji yang ditawarkan dengan yang diharapkan, solusinya sesuaikan harapan dan kenyataan, dalam masa sulit seperti saat ini ada baiknya jangan terlalu jual mahal, banyak teman yang sulit mendapatkan pekerjaan.

 

Yang kedua, mencari tempat kerja yang dekat dengan tempat tinggal, solusinya kita harus adaptif, bisa menyesuaikan diri, dengan banyak alternatif moda transportasi yang ada ini tidak menjadi hambatan, apalagi kalo punya kendarasn pribadi.

 


 

Yang ketiga, tidak ada lowongan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan, solusinya melamar sesuai dengan minat dan bakat, ketika menjadi HRD diperusahaan retail, saya pernah punya teman seorang Sarjana Perpustakaan bekerja menjadi Manajer Departemen.

 

Tetap Semangat. Salam Hangat. COACH@work.

Friday, September 11, 2020

Investor Galau

Ketika harga US$ masih sekitar Rp.5rb an, setiap habis gajian pasti beli 500 s/d seribu US$, rencananya untuk dipake keperluan  travelling dan juga ditabung nyobain investasi dolar. Singkat cerita akhirnya stop waktu US$ jadi Rp. 10rb an.

Sudah satu bulan ini coba nabung emas pake aplikasi. Idenya muncul waktu harga emas mendekati Rp. 1 juta per gram, tergoda cerita teman yang nilai emasnya sudah menjadi hampir 2 kali lipat. Dia beli waktu harga emas pergram masih Rp. 500rb an.


Akhirnya sama seperti US$, emas yang disimpan terancam untuk dijual lagi, karena nilai jualnya ternyata sekitar 10% lebih rendah. Waktu beli saya sudah bayar sekitar Rp. 2 jt an, namun ketila dijual hanya kembali Rp. 1,8 jt an, belum lagi berbagai biaya yang ditanggung. Mau untung jadinya buntung nih. 

Salam Hangat. COACH@WORK.

Thursday, September 10, 2020

Antara Sales Dan Pelayanan

Seorang teman saya bermaksud membelikan hp untuk cucunya agar lebih giat belajar dirumah. Setelah browsing beberapa hari, akhirnya menemuka hp untuk pemula dengan harga yang tidak terlalu mahal sekitar 1 jutaan.

 

Besoknya dia mendatangi counter hp disebuah mall dekat rumahnya. SPG yang menyambutnya langsung menawarkan hp dengan harga 20 x budget yang dimilikinya sampai akhirnya turun sekitar 3x. Akhirnya dia menyampaikan bahwa hanya cari hp untuk pemula dengan sekitar 1 jutaan maksimum 2 jutaan. Walaupun demikian SPG tetap mengarahkan untuk membeli hp yang mahal walaupun tidak dibutuhkannya.

 


Singkat cerita, akhirnya batal beli hp untuk cucu, saat ini jamannya mungkin sudah beda, kalo jaman dulu seorang SPG akan menanyakan dulu kebutuhan pelanggan dan akan mengarahkan sesuai kebutuhan pelanggan sesuai kemampuannya, tapi nampaknya saat ini lebih mengarahkan agar membeli barang semahal mungkin agar target sales tercapai. 

Salam Hangat. COACH@work.

Wednesday, September 9, 2020

Personal Branding = Citra Diri Kompetensi

 Seorang fresh graduate pergi ke barber shop/ tukang cukur merapikan rambutnya karena besoknya akan wawancara seleksi karyawan, dia ingin tampil prima agar menambah penampilannya sehingga bisa diterima sebagai karyawan.

 

Dalam proses penerimaan karyawan faktor penampilan mungkin hanya 10%, 70% kecocokan kompetensi dengan pekerjaan dan sisanya lain-lain. Personal Branding diciptakan dimulai dengan Pengenalan Diri Pribadi, Minat & Bakat dan Kompetensi. Kemungkinan diterima semakin besar ketika semakin besar kecocokan antara persyaratan jabatan dengan Personal Branding.

 


 Personal Branding adalah citra diri berdasarkan kompetensi bukan seperti kosmetik, bukan pencitraan, bukan kemasan, pengembangan diri yang bisa dilakukan lebih ditujukan untuk meningkatkan kompetensi tidak hanya meningkatkan penampilan saja. 

 

Salam Hangat. COACH@work.

Monday, September 7, 2020

Proses Dan Output

GOALS atau target adalah apa yang dicita-citakan untuk tercapai, untuk mencapai Goals/ Target dibuat RENCANA KERJA, apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai Goals/ Target. Pencapaian Goals/ Target adalah OUTPUT yang dicapai melalui pelaksanaan rencana kerja dan langkah-langkah kerja atau PROSES.

 

Seorang Mahasiswa bercita-cita dalam 4 tahun bisa lulus sebagai Sarjana, ini Goals/ Target. Untuk mencapainya dia berencana untuk mengikuti perkuliahan sesuai jadwal dan belajar mandiri maupun kelompok, Ini Rencana Kerja. Selama 4 tahun dia sangat menikmati aktifitas perkulihan dan belajar mandiri/ kelompok, sehingga akhirnya berhasil lulus dengan Cum Laude.

 


Hidup kita adalah sebuah Proses, terdiri dari berbagai langkah atau perilaku yang harus kita lakukan sesuai dengan persyaratan/ standart tertentu. Menurut Quality Mnagement yang saya pernah pelajari, yang terpenting adalah Proses, dan Proses in harus dilakukan Tanpa Cacat atau Zero Defect oleh semuapihak yang terlibat dalam Proses. Sebagai bonus adalah tercapainya Goals/ Target. Output adalah akibat dari Proses. Berkenaan dengan Covid 19, dengan jumlah penambahan penderita yang lauar biasa setiap hari, nampaknya banyak anggauta masyarakat lepas kendali, tidak menjalankan Proses/ Protokol Kesehatan sesuai dengan standart yang seharusnya, contoh paling sederhana dengan entengnya melepas masker dsb. Mari kita jalankan Protokol Kesehatam 3 M dengan konsisten, memenuhi standart yang tinggi, Zero Defect, dan penuh tanggung jawab.

 

Salam Hangat. COACH@work.

Saturday, September 5, 2020

Past, Present, Future.

Seorang teman, stress memikirkan dosa-dosa masa lalu, pada waktu menjadi pejabat sering menerima uang dari suplier, ini kan rezeki dia tidak pernah meminta, namun karena uang panas penggunaannya juga tidak karuan, dia terjebak kehidupan bebas dan judi.

Seorang mahasiswa semester akhir, juga stress memikirkan masa depannya, tahun depan dia terancam tanpa status atau menambah jumlah pengangguran, apalagi jaman covid 19, banyak perusahaan phk karyawannya dari pada menerima karyawan baru.

 


Banyak orang terpaku pada masa lalu (past) ataupun masa depan (future). Masa lalu sudah berlalu, sudah tidak dapat dirubah lagi. Masa depan belum pasti karena belum terjadi. Kita hidup pada masa kini (present), apa yang kita lakukan saat ini menentukan apa yang akan menjadi masa lalu (sebagai hasil), dan juga menentukan masa depan (sebagai akibat). 

Salam Hangat. COACH@work.