Tuesday, September 1, 2020

Belajar dari orang GAGAL

Sering kali kalau kita mengikuti suatu seminar atau pelatihan maka pembicara atau fasilitatornya adalah orang-orang yang dianggap sukses dan menguasai topik yang dibicarakan. Pembicara/ fasilitator akan berbicara bagaiamana kiat sukses yang telah dilakukannya sampai membawanya pada posisi sekarang dan semua orang terperangah dan kagum. Berapa banyak pembicara/ fasilitator  yang juga menjelaskan bahwa mereka sebelumnya juga mengalamai berbagai kegagalan sampai akhirnya mencapai suatu kesimpulan yang dimilikinya saat ini. Mungkin masalah kegagalan ini menjadi tidak penting karena peserta lebih ingin untuk belajar kiat-kiat sukses untuk bisa juga sukses dengan menerapannya ditempat kerja masing-masing.

 


Gagal sukses adalah sebuah siklus hidup dan tidak ada orang yang dapat menghindarinya. Mana yang lebih bermanfaat ? Anak saya setelah lima kali mengikuti proses seleksi baru diterima berkerja. Ada temannya cukup sekali langsung diterima. Dalam hal ini kita fokus pada aspek gagal sukses dalam melamar kerja. Yang saya bayangkan setelah ditolak empat kali, anak saya akan merasakan bagaimana sulitnya mencari pekerjaan, harus bersaing dengan ribuan pelamar lainnya. Sedangkan temannya akan merasa bahwa mencari pekerjaan adalah sangat mudah, buktinya dia langsung diterima cukup dengan hanya satu kali melamar.

 

Kegagalan menyebabkan kita lebih rinci dalam memahami proses, dengan pengalaman mengikuti proses seleksi sampai dengan empat kali, anak saya memiliki beragam pengalaman metode seleksi yang dilakukan oleh beragai perusahaan, mulai dari yang hanya melakukan wawancara, ada yang psikotes baru wawancara, dsb. Ini pengalaman yang sangat berharga bagi dirinya dimasa yang akan datang.

 

Kegagalan juga menyebabkan kita belajar bagaimana mengendalikan emosi dan menjadi tidak sombong. Anak saya lulus sekolah dengan nilai terbaik, ketika pertama kali melamar kerja berbekal kepercayaan diri yang tinggi sudah yakin akan diterima, namun ternyata gagal. Pengalaman ini cukup mengecewakan dirinya, namun dia menjadi penasaran, mencoba lagi yang kedua kali diperusahaan lain, gagal lagi, kecewa lagi, terus dialaminya sampai yang keempat kali gagal. Dititik ini dia berpikir untuk melanjutkan sekolah dulu baru cari kerja lagi, tapi kemudian mendpatkan info dari temannya untuk mencoba yang kelima, dan diterima. Tak terasa saat ini sudah memasuki tahun ketiga diperusahaan ini.

 

Bagi teman-teman yang saat ini sedang tidak berkerja atau masih berkerja,  pergunakan waktu yang ada dalam masa PSBB ini untuk back to zero, coba berpikir out of the box, coba kembangkan diri sesuai dengan potensi masing-masing dan siap-siap setelah masa covid 19 ini untuk lepas landas, bisa jadi harus ganti profesi.

 

Salam Hangat. COACH@work.

No comments:

Post a Comment